Turuntangan Sulap Posko Pengungsi di Sipange Tapteng jadi "Klinik" Physicosocial bagi Anak-anak-Anak Korban Bencana

SW25
0

Relawan Turuntangan bersama warga dan anak-anak di posko pengungsian Sipange

Tapteng - Bencana yang melanda Kab. Tapanuli Tengah tidak hanya menyisakan puing-puing bangunan rumah yang hancur oleh terjangan banjir bandang dan longsor, tetapi juga jiwa yang terguncang bagi seluruh warga yang terdampak, khususnya anak-anak.


Tak ingin anak-anak larut dengan kesedihan dan trauma berkepanjangan atas bencana yang melanda pada 25 November 2025 lalu, relawan Turuntangan hadir memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi puluhan anak-anak di Kelurahan Sipange, Kec. Tukka,.Kab. Tapanuli Tengah, pada Sabtu (19/12/2025)


Turuntangan, dikomandoi oleh Dewi Sesanti Ningtyas dan dibantu oleh Hezkel Given Marzes Potoruw, Samsul Pasaribu dan Rizki Wulandari, menyulap posko pengungsian di SDN Sipange I menjadi klinik physicosocial bagi anak-anak pengungsi.


Lebih dari 75 anak usia 3 sampai 18 tahun larut dalam permainan ketangkasan dan hiburan yang dibawakan relawan Turuntangan. 


Meskipun, cuaca begitu terik hari itu, namun anak-anak yang sempat hanya memakan sesuap nasi setiap hari dihari-hari kampungnya terisolir tersebut, terlihat begitu bersemangat dan bergembira mengikuti aneka permainan yang dibawakan para relawan.


"Siap, konsentrasi dimulai," teriak anak-anak, setiap permainan demi permainan dimulai.


Hari itu, tidak terlihat ekspresi kesedihan diwajah generasi penerus bangsa ini. Setiap tawa, tepukan tangan, rangkulan dan pelukan sesama mereka mengirimkan pesan bahwa bencana boleh terjadi tetapi hidup harus terus berlanjut, kebersamaan harus terus dibuhul dan cahaya untuk Indonesia yang lebih baik harus tetap menyala.


"Terimakasih, telah datang kesini," ucap Nihel (18) dengan suara lirih, saat kegiatan trauma healing ala Turuntangan hari itu akan berakhir.


Ucapan itu tidak dikomandoi. Kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut gadis berperawakan tinggi ini. Ia mengaku, sejak bencana terjadi, belum ada pihak yang mengajak mereka bermain.


Relawan Turuntangan Hezkel bersama anak-anak di posko pengungsian Sipange Tapteng

Permainan sederhana ala relawan Turuntangan ini bisa saja menjadi obat penghilang rasa trauma yang membekas sejak berhari-hari lalu.


Koordinator relawan Turuntangan untuk Tapteng dan Sibolga, Dewi Sesanti menjelaskan selain mendistribusikan logistik bagi warga terdampak bencana, pihaknya juga menaruh perhatian serius terhadap anak-anak di posko-posko pengungsian.


Bencana banjir dan longsor yang melanda Tapteng menyisakan trauma berkepanjangan khususnya bagi anak-anak.


"Imajinasi adik-adik di pengungsian ini bisa saja telah berubah pasca bencana lalu. Biasanya adik-adik ini berimajinasi tentang masa depan dan cita-citanya. Tapi kini, berubah menjadi rasa ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan ketika hujan turun," jelas Dewi.


Turuntangan lanjutnya, ingin agar anak-anak di pengungsian perlahan-lahan bisa melupakan bencana yang telah terjadi dan kembali membangun imajinasinya tentang masa depan, cita-cita dan tentang Indonesia yang lebih baik.


"Kami ajak mereka bermain, tertawa dan bersenda gurau, tujuannya adalah untuk mengajak mereka melupakan sesaat apa yang baru saja mereka alami di sini," ucapnya.


Dewi mengakui, kegiatan trauma healing yang dilakukan relawan Turuntangan di Sipange tidak serta merta menyelesaikan semua masalah yang ada. Namun, setidaknya kegiatan menarik dan menghibur yang dilakukan bersama anak-anak di pengungsian tersebut dapat melahirkan kesan dan kenangan yang baik tentang kebersamaan dan kebahagiaan apa pun kondisinya.


"Kami berterimakasih kepada warga Sipange yang telah menerima kami dengan baik dan semoga silaturrahmi ini tidak akan pernah terputus," tutup Dewi.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)