![]() |
Akun Tiktok Labuhan Angin yang mengungkapkan pernyataan MA yang mengakui dirinya masuk diurus keluarganya. |
TAPTENG - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin disebut - sebut membuka lowongan pekerjaan melalui orang dalam (ordal).
Hal itu terungkap melalui postingan MA, seorang wanita yang disebut - sebut merupakan kekasih dari oknum asistem manager (Asmen) Bagian Pemeliharaan PLN Indonesia Power UBP Labuhan Angin, Alen Suryotomo.
"Assalamualaikum wr wb. Halo semuanya, disini saya ingin klatifikasi trntang berita yang sudah beredar luas, bahwa berita itu tidak benar. Awal saya masuk (kerja) beberapa bulan lalu, ya benar saya dibantu oleh keluarga saya untuk bekerja disana, tapi tidak dibantu sama sekali oleh beliau. Saya bakan baru mengenal beliau setelah saya bekerja disana, dan tidak punya hubungan apa-apa hanya sekedar kenal karyawan dan bos, juga berbeda divisi. Bakan tidak ada bukti apa apa yang menunjukkan saya memiliki hubungan spesial dengan beliau. Dan kasus ini juga sedang ditangani oleh pihak keluarga saya karena termasuk pencemaran nama baik. Saya memohon maaf untuk semua pihak yang dirugikan, terima kasih" kata MA dalam postingannya, usai video viral menyebut dirinya kekasih dari Asmen Bagian Pemeliharaan PLN Indonesia Power, Alen Suryotomo.
Sementara itu, warga Mungkur, Kecamatan Tapian Nauli, yang merupakan warga disekitar PLTU Labuhan Angin, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Labuhan Angin karena sudah melakukan nepotisme dalam perekrutab tenaga kerja.
"Siapa itu MA..? Apa keahlian dia..? Kalau bekerja seperti yang dikerjakannya sekarang, kami juga bisa, kenapa lebih mendahulukan orang diluar Mungkur ini, dari pada kami masyarakat lokal," kata Hutabarat.
"Atau apa kami masyarakat setempat ini harus menjadi pacara dari manager atau asisten manager dulu baru bisa kerja disana..? Tolong diberikan penjelasan soal itu. Agar kami tahu, bahwa PLTU Labuhan Angin ini buka lowongan kerja harus ada orang dalam," lanjutnya dengan nada kecewa.
Hutabarat berharap, birokrasi bobrok di PLTU Labuhan Angin agar segera dibenahi, karena menjadi ketimpangan sosial bagi masyarakat setempat.
"Mungkin kami besok-besok tidak menutup akan menjadi penonton di negeri sendiri, yang bekerja orang luar, yang merupakan simpanan pimpinan nantinya, kan.. Seperti yang ada di video tiktok itu," keluhnya.
Sementara itu, sebelumnya Manager PT. PLN Indonesia Power, UBP Labuhan Angin, Henri Purba, membenarkan adanya video tersebut, namun pihaknya menyebutkan bahwa hal itu tidak benar adanya.
"Sejauh saya lihat dan ketahui ijin Tidak Benar Pak," kata Henri kepada wartawan, Rabu (06/08/2025) melalui pesan Whatshapnya.
Disinggung soal penyataan MA, bahwa dirinya masuk karena diurus oleh keluarga sebagai orang dalam PLTU Labuhan Angin, Henri mengaku belum mengetahui hal itu.
"Maaf Bang saya blom dapat info karna bru 1 minggu penugasan disini, Untuk komunikasi lanjut ijin abg bisa ke bang Bongot Sinaga ya Asisten Manager Administrasi saya yang udah lama penugasan disini," jawabnya.
Ditanya soal siapa orang dalam yang memasukkan MA sebagai tenaga kerja, Henri enggan menjawab.
"Hari jumat sore kita ketemu ya bang ngopi2 sambi aku silatirahmi ke abg..karna jumat siang aku udah janji bertemu dengan Bupati Bapa Masinton Pasaribu," jawabnya.
Masuknya MA sebagai tenaga kerja di PLTU Labuhan Angin, ternyata berbanding terbalik dengan aksi blokade yang pernah dilakukan warga Lingkungan Tiga Mungkur, Kelurahan Tapian Nauli, Kecamatan Tapian Nauli, beberapa waktu lalu.
Dalam orasinya saat itu, massa menyampaikan karena warga menginginkan PLTU Labuhan Angin dapat memperkerjakan warga lokal, bukan sebaliknya memperkerjakan orang diluar.
"Kita sudah sejak lama mengajukan agar dapat berkerja di PLTU Labuhan Angin, namun tak pernah di gubris," ujar Rina Simanjutak saat aksi beberapa waktu lalu. --AAZ--