IS oknum unsur pimpinan di Dispar Tapteng saat berhadapan dengan awak media yang melakukan konfirmasi di kantornya |
PANDAN - Sejumlah awak media di Kab. Tapanuli Tengah mengaku bingung dengan sikap yang dipertontonkan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kab. Tapteng berinisial IS saat dikonfirmasi Selasa (2/7/2024) terkait tragedi tenggelamnya kapal wisata di perairan Mursala Sabtu (29/6) lalu.
Awak media yang berjumlah tiga orang tersebut datang untuk menanyakan keterkaitan Dispar Tapteng dengan jasa penyeberangan wisatawan dari Pandan ke sejumlah objek wisata di Tapteng/Sibolga yang salah satu dari penyedia jasa tersebut mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia.
Merasa peristiwa tersebut tidak ada kaitannya dengan Dinas Pariwisata, IS pun mencoba menjelaskan seadanya yang berujung cekcok.
Dengan nada suara yang tinggi, IS mengusir awak media yang datang meliput ke kantornya disertai dengan kata-kata merendahkan.
"Pake otak kalian, pergi kalian!" usirnya.
Indra juga sempat melontarkan pernyataan menyudutkan awak media dengan menyebut wartawan yang hadir menuduh institusinya membina jasa angkut pariwisata.
"Tidak ada kami bina jasa angkut, Darimana bapak tau kami membina jasa angkut, coba dulu? Bapak menuduh!" tudingnya.
satu dari tiga wartawan yang ada berusaha menjelaskan bahwa kehadiran mereka sebatas mengkonfirmasi atas informasi dari masyarakat yang menyebutkan Dispar Tapteng memiliki keterkaitan dengan kapal pariwisata yang kecelakaan Sabtu lalu.
Sayangnya, IS sudah kadung emosi sehingga meminta wartawan segera meninggalkan kantornya.
"Kalian, pake kalian otak kalian. Kalian menyudutkan kami," ujarnya.
Bambang EF Lubis, wartawan utamanews.com saat dikonfirmasi membenarkan jika ia dan dua rekan wartawan lainnya, masing-masing dari www.triknewes.co dan sinarlintas.com terlibat cekcok mulut dengan sekretaris Dispar Tapteng.
Bambang menjelaskan, awalnya ketiganya berniat bertemu Kadis Pariwisata Tapteng yang ternyata sedang berada di Medan mendampingi Pj Bupati Tapteng Sugeng Riyanta.
Akhirnya, staf kantor tersebut mengarahkan mereka kepada sekretaris Dispar Tapteng IS.
Meskipun berdasrkan pengakuan Bambang, sejak awal IS diduga tidak senang dengan kehadiran wartawan tersebut, namun Indra tetap berusaha melayani dan menjawab pertanyaan wartawan.
Nada suara IS mulai meninggi saat Indra menjelaskan bahwa tanggungjawab membina pelaku usaha jasa penyeberangan antar pulau di Tapteng tersebut merupakan tanggungjawab bersama termasuk awak media.
Keadaan semakin rumit ketika Indra melontarkan penyataan agar awak media yang hadir memakai otak (saat bertanya-red) yang membuat ketiganya tersinggung.
Salah satu staf yang menyaksikan cekcok mulut tersebut berusaha menenangkan dengan mengajak awak media agar sebaiknya menunggu Kadis Pariwisata kembali dari Medan untuk konfirmasi lebih lanjut.
"Intinya kan, ada info dari masyarakat kalau kapal yang tenggelam lalu berkaitan dengan Dispar Tapteng. Dan kita ingin memastikan apakah itu benar atau tidak. Sayangnya, pak sekretaris ini cepat kali emosi," ucap Bambang.
Harusnya lanjut Bambang. "Cukup dijelaskan saja dengan santai kalau memang tidak ada kaitan sama sekali. Ini tidak, langsung meng-gas," bebernya.
Bambang menjelaskan, ia dan 2 rekannya berusaha santai dan mendalami setiap informasi yang ingin di konfirmasi ke Dispar Tapteng. Meskipun saat itu terlihat IS sudah tersulut emosi.
"Tapi ya itu tadi, dibilangnya lah kami gak ada otak, ditudingnya pula kita menuduh. Kan udah gak betul lagi itu," ucapnya.
Bambang pun berharap sekretaris Dispar Tapteng profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini penting karena sebagai pejabat, publik perlu tahu sejauh mana Pemkab Tapteng melakukan upaya pemeliharaan dan perlindungan terhadap setiap wisatawan yang berkunjung di Tapteng.
"Kalau belum apa-apa sudah naik tensi seperti itu, sebaiknya pensiun saja (mundur-red)," pungkasnya.