Siapkan Guru Melek Teknologi, 10 Guru MTs/MA Darur Rachmad Sibolga Ikuti Workshop Peningkatan Mutu Pembelajaran Berbasis Multimedia

SW25
0
10 guru MTs/MA Perguruan Thawalib Darur Rachmad Sibolga diabadikan bersama ketua BMPMS Nurdin Zebua dan Kepala MTs Amir Mahmud Hasibuan serta Kepala MA Sandi Irawan sesaat setelah pelatihan selesai dilaksanakan

Kota Sibolga - Sebanyak 10 guru MTs/MA Perguruan Thawalib Darur Rachmad Sibolga mengikuti workshop peningkatan mutu guru madrasah yang berlangsung sejak tanggal 19-20 Desember 2022 di Komplek Perguruan Islamiyah, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

Workshop tersebut diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Perguruan Madrasah Swasta (BMPMS) Kota Sibolga dan dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Sibolga, Bahrum Saleh dan diikuti 50 peserta yang berasal dari Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) perguruan swasta sekota Sibolga.

Kepala MTs Perguruan Thawalib Darur Rachmad Sibolga, Amir Mahmud Hasibuan didampingi Kepala MA perguruan yang sama, Sandi Irawan kepada media menjelaskan, secara kelembagaan workshop yang menghadirkan narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Provinsi Sumatera Utara tersebut diharapkan memberikan pengaruh positif bagi sistem pembelajaran di MTs dan MA khususnya di Perguruan Thawalib Darur Rachmad Sibolga.

Mahmud menjelaskan, perkembangan IT dewasa ini menuntut pengelola pendidikan harus mampu menyesuaikan dengan karakteristik zaman yang berbasis teknologi atau multimedia. Apalagi, mayoritas siswa saat ini yang disebut sebagai generasi Z atau kaum milenial telah akrab dengan dunia teknologi khususnya internet.

"Jadi, Darur Rachmad memandang workshop ini sebagai sebuah peluang untuk merefresh kembali metodologi pembelajaran yang ada dengan cara-cara kekinian yang diminati oleh siswa di madrasah," kata Mahmud.

Masih kata Mahmud. Melihat besarnya manfaat dan pengaruh yang akan timbul dari pelatihan peningkatan mutu guru madrasah tersebut, MTs/MA Darur Rachmad terdorong untuk ikut serta bukan semata karena faktor keorganisasian tetapi lebih kepada manfaat dari urgensi pelatihan itu sendiri.

"Ada 5 guru MTs dan 5 guru MA yang kita utus mengikuti pelatihan. Kami berharap guru-guru yang ikut, bisa menjadi pioner dalam mengaktualisasikan sistem pembelajaran berbasis multimedia tersebut di madrasah. Tidak hanya dihadapan siswa tetapi juga kepada guru-guru lain yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan yang sama," jelasnya.

Mahmud pun berharap agar pelatihan peningkatan mutu guru madrasah tersebut dapat dilakukan secara rutin dan terjadawal agar seluruh guru madrasah mendapatkan kesempatan yang sama secara bergiliran

"Mudah-mudahan bisa dilaksanakan secara rutin, biar yang lain dapat kesempatan juga," pungkasnya.

Sementara itu, Putri Lestari Tanjug, S.Pd, guru MTs Darur Rachmad yang mengikuti pelatihan ini mengaku beruntung dapat mengikuti pelatihan tersebut bersama 4 rekan guru lainnya. Putri memberi kesan bahwa memberikan bahan ajar dengan menggunakan metodologi unik, menarik dan berbasis IT akan meningkatkan partisipasi siswa untuk terlibat aktif saat belajar.

Teknologi kata Putri, sudah menjadi keniscayaan dalam dunia pendidikan sehingga jika tidak terakomodir dalam proses pembelajaran akan melahirkan rasa jenuh, monoton dan mengurangi gairah siswa untuk belajar

"Kita saja kalau ngajarnya caranya begitu-begitu saja, bosan, Pak. Apalagi siswa, jadi pelatihan ini menjadi sebuah inovasi untuk menggairahkan kembali semangat mengajar guru dan meningkatkan animo siswa untuk terlibat aktif," pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Dewi Rahmayani Hasibuan, S.Pd, guru MA Perguruan Thawalib Darur Rachmad ini. Dewi menjelaskan hal lain yang menjadikan penerapan metode pembelajaran berbasis multimedia tersebut mutlak harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar adalah karena mempermudah kerja-kerja guru dalam menyajikan materi pembelajaran.

Multimedia menghadirkan sistem pembelajaran berbasis teknologi digital dimana guru tidak perlu lagi menggunakan alat pembelajaran yang beranekaragam namun cukup memanfaatkan sistem pengoperasian otomatis berbasis komputerisasi.

"Pelatihan 1-2 hari sebenarnya masih kurang. Pinginnya bisa ikut beberapa kali, biar makin memahami dan menguasai," tandasnya.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)