Pasca Pilkada, Syarfi Hutauruk Ajak Wartawan Kembali ke Khittoh, Jadi Wartawan Profesional

SW25
0
Walikota Sibolga periode 2010-2015 dan 2016-2021, Drs HM. Syarfi Hutauruk MM saat jalan pagi di kawasan Thamrin Sudirman Jakarta

JAKARTA - Walikota Sibolga periode 2010-2015 dan 2016-2021, Drs. H.M. Syarfi Hutauruk, MM mengajak awak media yang melakukan peliputan khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk menjalankan tugas jurnalistiknya secara profesional.

Ajakan tersebut muncul dipicu oleh kekhawatiran Syarfi Hutauruk yang menyaksikan telah terjadi pengkotak-kotakan wartawan di Sibolga dan Tapteng yang dilakukan oleh sejumlah oknum.

Hal itu dikatakan Syarfi Hutauruk di Jakarta, disela kegiatan jalan pagi yang rutin ia laksanakan dalam rangka car free day, pada Minggu (01/12/2024).

Syarfi mengaku kecewa dengan beberapa oknum wartawan yang menggadaikan harga diri dan profesinya kepada penguasa dan meninggalkan profesionalitasnya dalam bekerja.

Menurutnya, memiliki hubungan baik dengan siapa pun termasuk pengusaha adalah hal yang lumrah dan sah-sah saja. Akan tetapi jika kedekatan yang dibangun tersebut terkesan berlebihan hal tersebut dapat merusak wibawa wartawan sebagai profesi yang mulia dan terhormat.

"Dia (wartawan) profesional saja. Kalau pun dekat dengan penguasa sah-sah saja, tapi jangan menjual diri. Itu yang saya lihat (dilakukan) sebagian orang," katanya.

Syarfi Hutauruk mengenang, saat masih menjadi Walikota Sibolga, ada sejumlah oknum wartawan yang memiliki hubungan baik dengannya. Seiring berjalan waktu oknum tersebut juga membangun kedekatan dengan pihak lain, yang berbeda pandangan politik dengan dirinya sebagai kepala daerah.

"Nah, dia ikut-ikutan membenci saya. Padahal dia tidak punya masalah dengan saya. (Sebatas) Hanya ingin menunjukkan loyalitasnya kepada orang yang baru didekatinya, ia mengorbankan hubungan baik dan kedekatan yang sudah ada selama ini," ujarnya.

"Tujuannya supaya orang yang didekatinya ini sor (suka), loyal gitu lo," tambahnya.

Kata Syarfi, "Menjadi wartawan itu profesional saja. Kesemuanya dekat. Itu yang bagus. Jangan mau jadi hamba sahaya."

Bahkan, lanjutnya. Ada sejumlah oknum wartawan yang sengaja membuat berita tajam mendiskreditkan pemerintah sebatas untuk mencari perhatian saja. 

"Ah gak ada Pak Wali, hanya sekedar ingot-ingotnya itu. Kan gak boleh begitu," ungkapnya. 

Ingot-ingot sendiri merujuk kepada bahasa Batak yang berarti ingat-ingat.

Syarfi mengaku selama menjadi kepala daerah, dirinya tidak pernah anti terhadap kritik dan pemberitaan yang menyudutkan, selama hal itu dijalankan secara profesional dan sesuai dengan kaidah jurnalistik dan kode etik profesi wartawan.

Hanya saja, dirinya kerap mengaku kesal saat menemukan ada sejumlah pemberitaan yang ditulis oleh oknum wartawan dengan maksud hanya sekedar mencari perhatian. 

"Padahal kan bisa dikomunikasikan dengan baik. Saya kan pernah jadi wartawan juga. Dan faham betul jika tidak semua perusahaan media mampu memberikan gaji yang layak untuk wartawannya. Maka hal yang wajar sebagai teman saling membantu selama memang saya punya kemampuan membantu," bebernya.

Ia berpesan agar awak media jangan pernah mengorbankan kedekatan dan hubungan baik yang telah terjalin selama ini dengan siapa pun hanya karena telah memiliki kawan baru. 

Peraih Universal Health Coverage dari Presiden Joko Widodo tahun 2018 ini mengaku tidak pernah membeda-bedakan wartawan selama menjadi kepala Walikota Sibolga.

Dirinya welcome terhadap awak media baik yang kerap memberikan kritik keras terhadap pemerintahan yang ia pimpin maupun yang biasa saja. Menurutnya media adalah mitra strategis yang memiliki tanggungjawab yang sama dalam memberhasilkan program-program pemerintah.

"Jadi,mari kembali ke khittoh saja. Bekerja secara profesional dan dekat dengan semua," pungkasnya.

*Selengkapnya terkait obrolan dengan Drs. H.M. Syarfi Hutauruk, MM dapat anda tonton pada video berikut ini :






Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)