Kiri, Paslon Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Lubis (MAMA). Fasilitas eskalator di Tiongkok |
PANDAN – Calon Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu menyebut akan membangun escalator pada objek wisata religi Papan Tinggi, Barus, Kab. Tapanuli Tengah, jika dirinya dan Mahmud Efendi Lubis dipercaya masyarakat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tapteng di Pilkada tahun 2024 ini.
Rencana tersebut dipaparkan oleh Masinton Pasaribu dalam
debat perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng yang digelar oleh KPU
Tapanuli Tengah pada Jumat malam (09/11/2024).
Masinton menyebut, Pembangunan fasilitas escalator di objek
wisata religi di tanah air tersebut untuk mempermudah akses wisatawan atau
peziarah menjangkau makam para ulama yang diyakini sebagai pembawa Islam
pertama ke Nusantara.
Hal tersebut menjadi bagian dari misi Masinton
Pasaribu-Mahmud Efendi Lubis (MAMA) untuk mengembangkan sektor pariwisata di
Tapanuli Tengah dan membawa Tapteng Naik Kelas, yang menjadi semboyan
perjuangannya.
Menariknya, rencana Masinton membangun escalator di Tapteng
ditanggapi pesimis oleh Paslon Khairul Keyedi Pasaribu-Darwin Sitompul (Kedan)
Paslon Kedan menilai, membangun escalator di Papan Tinggi
bukanlah gagasan yang tidak efesien. Kedan juga menyebut Masinton harus
menggunakan logikanya dalam bercerita (membuat program)
“Jangan pake omon-omon, jangan pake hayalan,” kata Kiyedi
menanggapi Masinton.
Lalu, benarkah membangun escalator di objek wisata religi
Papan Tinggi Barus merupakan gagasan yang tidak efesien atau hayalan semata
sebagaimana tanggapan Paslon Kedan?
Keberadaan escalator diera modern ini telah menjadi
kebutuhan. Sejumlah fasilitas public seperti bandara, rumah sakit, pusat
perbelanjaan bahkan pasar-pasar rakyat telah banyak yang dilengkapi fasilitas escalator.
Gagasan Masinton-Mahmud membangun escalator untuk memudahkan
akses peziarah di Papan Tinggi, bukanlah hal baru.
Tiongkok, China menjadi negara pertama yang berhasil
membangun fasilitas escalator untuk menaiki jalan terjal seperti pegunungan.
Pemerintah setempat membangun escalator dan menjadi yang
terpanjang di dunia tersebut di lereng gunung Tianyu, Chun’an, Provinsi
Zhejiang.
Hal itu dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan para
pengunjung menikmati pemandangan di Lokasi tersebut tanpa harus merasakan
lelahnya mendaki atau menaiki anak tangga.
Kini, objek wisata di Tianyu ini dapat dengan mudah diakses
oleh siapa pun dengan latar belakang usia yang berbeda, khususnya para lansia.
Waktu tempuh yang semula 50 menit untuk mencapai puncak kini hanya dibutuhkan
10 menit saja.
Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini mampu mewujudkan
hal yang dulunya tidak mungkin menjadi mungkin.
Jika Masinton-Mahmud ‘keukeuh’ ingin mewujudkan Pembangunan escalator
di Papan Tinggi jika terpilih, hal itu tentulah tidak mudah.
Dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit karena dibutuhkan
ahli dan teknologi modern untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
Jika berharap pada APBD Kab. Tapanuli Tengah, hal itu akan
sulit terwujud, namun jika menggandeng pihak swasta/ investor dengan ‘menjual’
nilai Barus dengan segala kisah besar peradaban masa lalunya dan menjadi
destinasi wisata Impian dari berbagai daerah di Indonesia, maka escalator MAMA
yang saat ini diperdebatkan public Tapteng tersebut, realistis bisa diwujudkan.