LUMUT - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga, bersinergi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah kerjanya, melakukan penanaman perdana komoditi pangan cabai merah, di Ponpes Ar-Raudhatul Hasanah, Kecamatan Lumut, Kab. Tapanuli Tengah, pada Senin (26/8/2024).
Kepala KPw BI Sibolga, Riza Putera kepada awak media menjelaskan, penanaman cabai merah tersebut merupakan bentuk dukungan Pondok Pesantren terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), khususnya di Kab. Tapteng.
Diuraikan, sebanyak 7.500 bibit cabai merah diserahkan secara gratis oleh BI Sibolga di Ponpes tersebut untuk dibudidayakan hingga memberi manfaat dan menghasilkan.
"Tahun ini, kita akan memberikan dukungan terhadap budidaya cabai merah ini kepada tujuh Pondok Pesantren sewilayah kerja BI Sibolga," kata Riza.
Budidaya cabai merah dengan melibatkan pondok pesantren bertujuan untuk mengendalikan inflasi di daerah dimana cabai merah menjadi komoditi pangan penyumbang inflasi terbesar.
Tanam cabai tersebut diharapkan akan meningkatkan produksi cabai merah, menjadi sumber penghasilan masyarakat di daerah dan mendukung kemandirian pesantren.
"Pesantren diharapkan dapat belajar dari proses (budidaya cabai merah) yang dilaksanakan, sehingga pesantren bisa mendapatkan sumber operasional untuk kegiatannya,"ujarnya.
Masih kata Riza Putera, selain bantuan bibit cabai merah, BI Sibolga juga memberikan bantuan pupuk dan polybag sebagai wadah tanam cabai merah tersebut.
Dan untuk memaksimalkan hasil dari budidaya tersebut, pihaknya akan melakukan pendampingan terkait hal-hal teknis tata cara penanaman yang benar hingga berhasil panen.
"Mudah-mudahan nanti hasil panennya juga seperti yang kita harapkan," ujarnya seraya merinci setiap polybag akan menghasilkan rata-rata 1 kilogram cabai merah, sehingga hasil panen yang diharapkan pasca tanam perdana hari itu adalah sebanyak 7,5 ton cabai merah.
"Kalau (wadah tanam) di tanah itu kan (hasil sekali panen) bisa 1 hingga 1,5 kilogram. Tapi kalau di Polybag ini hasilnya tidak sebaik ditanah, tapi sangat cukup baik, rata-rata 1 kilogram," pungkasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melalui Plh Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Tapteng, Hikmal Batubara, menyambut baik program yang digulirkan oleh Bank Indonesia Sibolga tersebut.
Program tanam cabai merah dimaksud menjadi andil nyata Pondok Pesantren dalam menekan laju inflasi di wilayah kerja BI Sibolga.
Selain Ponpes kerap memiliki lahan produktif yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah tanam komoditas pangan seperti cabai merah, bawang dan sayuran juga karena Ponpes memiliki santri yang jumlahnya tidak sedikit.
Para santri dapat menjadi 'corong' pemerintah untuk meneruskan informasi terkait budidaya cabai merah tersebut minimal di keluarga masing-masing.
"Ini merupakan program yang sangat tepat. Tidak hanya bagi Ponpes Ar Raudhatul Hasanah tetapi juga kepada masyarakat Tapteng." kata Hikmal Batubara.
Senada dengan itu, Direktur Ponpes Raudhatul Hasanah Lumut, Marnang Saing, S.Pd berterimakasih atas kepercayaan KPw BI Sibolga yang telah mempercayakan pembudidayaan 7500 cabai merah di Ponpes yang ia pimpin.
Untuk mengoptimalkan capaian hasil panen dari cabai merah tersebut, Marnang Saing menyebut pihaknya telah menyiapkan tim khusus yang terdiri dari guru dan tenaga non kependididkan termasuk para santri.
Ia menguraikan, dengan pendampingan dari BI Sibolga, tim khusus tersebut akan mendapatkan pembekalan terkait teknis dasar budidaya cabai merah, mulai dari penanaman, pemupukan, perawatan hingga panen dengan hasil yang melimpah.
"Kami berterimakasih kepada pihak KPw BI Sibolga yang sudah memberikan bantuan kepada kami. Kami berharap kerjasama antara BI Sibolga dengan pondok-pondok pesantren khususnya dengan Ar Raudhatul Hasanah ini dapat terus dilanjutkan," harapnya.