"Pulang Kampung" Buya Syarfi "Pamer" Hasil Jaring Salam yang Ia Lakoni Bersama Nelayan Setempat

SW25
0
Buya Syarfi Hutauruk saat 'pamer' hasil tangkap ikan nya bersama nelayan jaring salam di perairan Pulau Putri, Mursala.

SORKAM, TAPTENG - Mantan pejabat pelesiran ke Bali itu biasa. Atau mantan pejabat holiday ke luar negeri, itu lebih biasa lagi. 

Tapi kalau mantan pejabat pelesiran ke kampung-kampung, berpanas-panasan bahkan turun langsung merasakan perjuangan nelayan menangkap ikan? itu baru luar biasa.

Setidaknya itulah yang dilakukan oleh mantan Walikota Sibolga H.M. Syarfi Hutauruk, saat 'pulang kampung' ke Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Prov. Sumatera Utara, pada Kamis (07/11/2024).

Sorkam tentu bukan negeri baru bagi seorang Syarfi Hutauruk. Sorkam yang bahasa ibunya menjadi dialek resmi etnis Pesisir di Sibolga dan Tapteng itu, adalah kampung dimana seorang Syarfi Hutauruk menghabiskan masa kecilnya.

Mungkin, disebabkan oleh terlalu banyak dan manisnya kenangan yang tercipta di kampung halamannya Akbar Tanjung tersebut, disetiap kesempatan liburan atau kunjungan di Pulau Sumatera, Syarfi selalu menyempatkan diri 'bertandang' ke kampungnya.

Masyarakat setempat, sudah hapal betul, apa yang dilakukan pria yang kini kerap di sapa Buya Syarfi itu. 

Hal yang tidak pernah ditinggalkan mantan anggota DPR RI ini saat liburan di kampung adalah berenang dan menjaring ikan.

Air laut dibibir pantai Binasi, Sorkam memang terkenal bersih dan mujarab. Mujarab karena sebagian warga menyakini berenang di bibir pantai Binasi bisa menghilangkan sakit gatal-gatal, mengobati luka akibat jamuran bahkan hingga asam urat.

Syarfi acap kali terlihat berenang di perairan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia ini tanpa pelampung. 

Sebagai seorang anak nelayan, ia biasa mengapungkan badan selama 60 sampai 90 menit di kedalaman 3-4 menter.

Tidak sampai disitu saja. Pasca berenang, bersama nelayan setempat Buya Syarfi akan ikut melaut untuk menjaring ikan.

Adakalanya menjaring ikan tersebut dilakoni pada jarak 1-2 Km dari bibir pantai Binasi, namun adakalanya hingga ke laut lepas.

Seperti hari itu (Kamis 7/11), Buya Syarfi dan nelayan kapal tempel (stempel-red), mencari peruntungan di perairan Kepulauan Mursala, tepatnya antara Pulau Poncan dan Pulau Putri.

Pulau Mursala sendiri adalah satu dari dua keajaiban dunia dimana air terjunnya jatuh langsung ke laut. Bahkan, air terjun Pulau Mursala yang fenomenal ini, menjadi bagian dari latar film action yang sangat terkenal. King Kong.

Disini, Ketua Umum PP Perti ini melepas jaring.

Setelah menunggu barang 1-2 jam, jaring ditarik kembali. Dan hasilnya, ikan-ikan segar khas teluk Tapian Nauli berhasil dijeratkan.

"Ada ikan Aso-aso," katanya merujuk pada ikan kembung/gembung.

"Kita juga dapat balato kuning, gagole dan kepiting," lanjutnya menceritakan hasil tangkap mereka hari itu melalui video pendek yang ia bagikan diakun media sosial miliknya.

"Ikan ini segar-segar. Dan nanti langsung kita bakar setelah kita di darat," lanjutnya.

Buya Syarfi mengaku. Berenang, memancing dan menjaring ikan adalah aktivitas di kampung yang paling ia rindukan.

Aktivitas tersebut menjadi nostalgia dan membawanya kembali ke masa lalu saat tumbuh dan besar dalam didikan kedua orangtuanya.

"Kalau dulu waktu kecil, motivasinya adalah membantu orangtua. Tapi kalau sekarang, ini bernostalgia. Berolahgara juga. Merefreshing diri, menjernihkan pikiran dan hati serta memperbanyak syukur atas nikmat Allah yang maha kaya," jelasnya.

Aktivitas yang ia sebut sebagai bertadabbur dengan alam itu, membawa aura positif baginya.

"Jika kita merasa besar, cobalah berada ditengah-tengah samudara, Lihat sekeliling kita. Kita ternyata bukan siapa-siapa. Kecil sekali bila dibandingkan dengan lautan ciptaan tuhan ini. Jadi, gak boleh sombong, merasa paling bisa segalanya. Merasa paling punya kuasa dan pengaruh. Tidak. Kita tak lebih hanya seperti buih ditengah lautan yang sangat luas ini," ujarnya.

"Jadi, orang kaya itu disebut hebat bukan karena ia bisa beli apa saja. Tapi karena ia bisa tetap sederhana disaat ia bisa membeli apa pun. Orang berkuasa itu disebut hebat bukan karena bisa menentukan apa saja, tetapi karena ia bisa tetap rendah hati, taat asas dan tidak semena-mena disaat kekuasaan ada padanya," lanjutnya.

Untuk diketahui Buya Syarfi sendiri memiliki di Provinsi Aceh. Peraih UHC Award BPJS dari presiden itu dijadwalkan akan menghadiri dan melantik pengurus PD I Perti Provinsi Aceh pada 10 November 2024.

Sebelumnya, Buya Syarfi juga didaulat menjadi saksi pernikahan putri dari sahabat lamanya H. Jamaluddin Tanjung, pada Sabtu (9/11/2024) di Sibolga.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)