PTAR "Bekali" Belasan Wartawan Sibolga Tapteng Jaga Ekosistem Mangrove

SW25
0
Manager Enviromental PTAR, Mahmud Subagya memaparkan peran vital hutan mangrove di wilayah pesisir dalam menjaga ekosistem dan lingkungan dari bahaya abrasi dan tsunami

PANDAN - Belasan wartawan Sibolga-Tapanuli Tengah menerima "pembekalan" pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove Teluk Pandan, di Restoran Matahari, Mangga Dua, Kota Pandan, pada Minggu (21/9/2025)

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Manager Public Relations PTAR, Reni Radhan, dalam sambutannya menyampaikan komitmen pihaknya dalam menjaga kelesterian lingkungan khususnya hutan mangrove secara berkelanjutan.

PTAR ingin awak media khususnya di Sibolga dan Tapteng mendapatkan informasi yang jelas dan akurat terkait upaya pelestarian lingkungan yang telah dilaksanakan termasuk rencana yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang.

Pelibatan awak media dalam pelestarian tersebut, jelasnya adalah bentuk sinergi dan kolaborasi dalam rangka memberi dampak baik terhadap lingkungan.

"Kami ingin rekan-rekan media menjadikan kegiatan ini sebagai referensi dalam karya tulis dan publikasi. Kolaborasi ini adalah komitmen PTAR untuk terus hadir memberi manfaat, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga lingkungan," ucapnya.

Manager Public Relations PTAR Reni Radhan didampingi Manager Enviromental PTAR, Mahmud Subagya dan Anggota DPRD Tapteng Rahman Sibuea diabadikan dengan belasan awak media Sibolga Tapteng yang mengikuti temu ramah dan diskusi pelestarian hutan mangrove di Teluk Pandan

Sementara itu, Manager Environmental PTAR, Mahmud Subagya, yang hadir sebagai pembicara tunggal dalam diksusi tersebut memaparkan peran vital hutan mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem khususnya di wilayah pesisir.

Beranjak dari peran itulah, hingga Tahun 2025, PTAR secara bertahap dan berkelanjutan telah melakukan revitalisasi hutan mangrove di kawasan konservasi hutan mangrove Aek Garut, Tapteng seluas 29 Hektar.

Mangorove, jelasnya merupakan hutan alami yang tumbuh di kawasan pesisir dan memiliki peran yang sama layaknya hutan dikawasan pegunungan/ perbukitan.

Begitu pun, hutan mangrove memiliki manfaat lima kali lebih besar terutama dalam menyerap karbon (CO2) dibandingkan hutan biasa.

Manfaat lainnya adalah, keberadaan mangrove di pesisir menjadi tembok alami mencegah abrasi dan meminimalisir dampak Tsunami.

"Mangrove bukan sekedar pohon di pesisir pantai. Ia juga menjadi rumah bagi biota laut. Melestarikan mangrove berarti menjaga keberlanjutan sumber daya bagi generasi mendatang," paparnya.

Mahmud Subagya juga membandingkan populasi hutan mangrove di Pantai Timur Sumut dengan di wilayah pesisir Pantai Barat yang relatif lebih kecil.

Perbedaan tersebut terjadi karena tekstur tanah di perairan dangkal di Pantai Timur jauh lebih berlumpur bila dibandingkan Pantai Barat, sedangkan lumpur sendiri merupakan habitat utama mangrove untuk dapat tumbuh dengan baik.

Di Tapteng sendiri, hutan mangrove tumbuh subur di sepanjang pesisir pantai diantaranya di Pandan, Tapian Nauli, Kolang hingga Barus.

Ekosistem ini menjadi pelindung bagi daratan dari ancaman abrasi dan menopang kehidupan nelayan tradisional karena menjadi tempat berkembangbiaknya ikan, kepiting dan udang.

"Bagi masyarakat pesisir, mangrove ibarat benteng sekaligus lumbung pangan yang keberadaannya tak tergantikan," bebernya.

Diskusi yang diawali dengan ramah tamah dan makan siang bersama tersebut berlangsung hangat dengan beragam pandangan mengenai upaya penyelamatan mangrove oleh perusahaan, pemerintah, media dan masyarakat.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)