PANDAN - Sebanyak 34 orang siswa SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Kab. Tapanuli Tengah (Tengah), siap melanjutkan pendidikannya di Jerman, pasca berhasil meraih sertifikat A1 dan A2 dalam penguasaan Bahasa Jerman, yang diselenggarakan oleh SMAN 1 Plus Matauli Pandan bekerjasama dengan Goethe Institut.
Goethe Institut sendiri merupakan sebuah lembaga non-profit yang beroperasi diseluruh dunia untuk mempromosikan pembelajaran Bahasa dan Kebudayaan Jerman di luar negeri.
Kepala SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Deden Rachmawan kepada wartawan merincikan, dari 34 siswa peraih sertifikat hari itu, 6 orang diantaranya meraih sertifikat A2 dan 28 orang lainnya meraih sertifikat A1.
Hal yang membanggakan, jelas Deden. Dari 28 siswa peraih sertifikat A1 tersebut, 14 orang diantaranya lulus dengan predikat Sehr Gut atau sangat baik.
Padahal, lanjutnya. Siswa yang berhasil meraih sertifikat baik A1 maupun A2 tersebut baru mengenal dan mempelajari Bahasa Jerman di SMAN 1 Plus Matauli Pandan.
"Mereka belajar Bahasa Jerman di Matauli dari nol dan mereka akan terus kita dorong untuk mendapatkan sertifikat sampai B2," kata Deden, di Kampus SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Senin (5/5/2025).
Deden menerangkan. Siswanya yang berhasil meraih sertifikat A1 dan A2 Bahasa Jerman tersebut selain sebagai sebuah bentuk pengakuan bahwa peraihnya telah memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Jerman, juga mempermudah dalam pengurusan visa, mendapatkan beasiswa dan kesempatan bekerja di perusahan multinasional baik dalam maupun luar negeri, terkhusus di Jerman.
Matauli sendiri terang Deden, dipilih oleh Pemerintah Jerman untuk masuk dalam sebuah wadah bernama Partner Schulen Der Zukunft atau PASHC. Yaitu sebuah wadah yang bertujuan untuk saling berkontribusi memperdalam ilmu, bahasa dan budaya Jerman yang sesungguhnya.
Keterpilihan Matauli sendiri melalui proses seleksi yang sangat ketat. Dan secara di Indonesia, sekolah yang berhasil mengikuti program ini hanya 29 saja dimana salah satu diantaranya adalah SMAN 1 Plus Matauli Pandan.
"Dari 29 sekolah tersebut, satu-satunya sekolah di Sumatera Utara adalah SMA Negeri 1 Matauli Pandan," ucapnya.
Deden pun mengingatkan siswanya untuk memanfaatkan betul peluang menjadi siswa SMAN 1 Plus Matauli Pandan. Siswa Matauli harus mampu mengeksplorasi kemampuannya untuk bisa berkembang dan sukses dimasa yang akan datang.
"Saya ingatkan. Kalian sudah menjadi siswa Matauli. Kalian ada di tempat yang tepat, tempat yang benar. Manfaatkan peluang itu sebaik mungkin," pungkasnya.
Sementara itu, Ridho Louis Situmorang, siswa SMAN 1 Plus Matauli, kelas XI-3, mengungkapkan pengalamannya dalam mengikuti program Bahasa Jerman selama ini.
Ridho menyebut, meskipun tidak mengalami kesulitan yang berarti, namun masalah pelafalan kata dan budaya Jerman yang sangat jauh berbeda dengan negara Indonesia menjadi tantangan tersendiri.
Ia mengaku begitu mengagumi budaya masyarakat Jerman khususnya terkait kedisiplinan. Ia berharap dengan bermodalkan sertifikat A2 yang ia miliki dan akan terus ditingkatkan, dirinya dapat melanjutkan studinya ke Jerman, tepatnya di Rwthaachen University.
"Motivasi saya ingin sekali bisa berbahasa Jerman adalah karena saya ingin sekali melanjutkan studi saya ke Fakultas Kedokteran, Rwthaachen University. Dan saya akan berusaha terus agar kemampuan berbahasa Jerman saya bisa menyamai orang Jerman itu sendiri," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Andini Simangunsong. Meskipun baru duduk di bangku kelas X-2 Matauli Pandan, ia berharap dapat melanjutkan pendidikannya ke Jerman pasca lulus dari SMAN 1 Plus Matauli Pandan.
Andini yang berniat melanjutkan pendidikannya ke Heidelberg University ini bercita-cita belajar ke Jerman didorong oleh keinginannya untuk membahagiakan orangtua dan mengangkat derajat, harkat dan martabat keluarganya.
"Kalau untuk ekonomi, keluarga saya itu kurang di ekonomi, jadi saya beruntung sekali bisa masuk Matauli. Dari Matauli akan saya awali langkah untuk bisa melanjut ke Heidelberg University Jerman," ungkapnya.
Hal yang menarik dikemukakan oleh pelajar Matauli lainnya. Anthonio Yusandi Sinaga, pelajar kelas XI-4 ini menceritakan kesannya selama belajar Bahasa Jerman dengan Bahasa Jerman itu sendiri.
Ia menilai Bahasa Jerman merupakan bahasa yang menarik karena jelas berbeda dengan bahasa lainnya.
Anthonio mengaku sebagai warga Tapanuli Tengah dan akan memilih Goethe University sebagai kampus melanjutkan pendidikannya di Jerman.
"Cita-cita saya itu ingin bekerja di bidang kesehatan dan saya ingin bergabung di sana (Jerman-red)," pungkasnya.